Pintu yang Sesak: Peluang dan Tantangan Meraih Masuk Kerajaan Surga
27 August, 2025 by
Administrator

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada Tahun Anggaran 2024, Pemerintah membuka lowongan penerimaan PPPK dan CPNS besar-besaran bagi para pencari kerja di seluruh Indonesia. Jumlah peserta yang mengikuti tes itu sangatlah banyak. Dalam prosesnya, dari ribuan peserta yang mengikutinya hanya sebagian kecil saja yang lulus. Tentunya sesuai formasi dan kuota yang tersedia. Dengan demikian, banyak peserta yang mengikutinya namun sedikit saja yang lulus.

Dalam wawancara kecil, yang sempat ditanyakan kepada peserta yang lulus, kebanyakan mengatakan bahwa untuk sampai lulus “bukanlah gampang”. Harus melewati tahapan-tahapan yang panjang dengan tingkat kesulitan dan persaingan yang tinggi, penuh pengorbanan, dan kerja keras. Tentunya didukung dengan doa yang sungguh-sungguh, sehingga Tuhan boleh berkenan meloloskan.

Situasi dan kondisi yang disampaikan di atas hanyalah sebagai prakata atau semacam kata-kata untuk menggambarkan atau melukiskan maksud perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus tentang ”pintu yang sesak” yang menunjukkan betapa susahnya orang bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga (Luk.13: 24-30).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dari keseluruhan ayat dalam perikop injil Lukas 13:24-30, saya tertarik untuk mengambil ayat 13:24 sebagai bahan permenungan kita kali ini. “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.”

Penggalan kata dan kalimat yang menarik untuk disoroti sekaligus menjadi poin permenungan kita adalah pertama, pintu yang sesak. Yesus menggunakan perumpamaan pintu yang sempit untuk menggambarkan jalan menuju keselamatan. Pintu yang tidak mudah dilewati.
Kedua, usaha masuk atau dalam ayat ini menggunakan penggalan kalimat yang bersifat imperatif, “berjuanglah untuk masuk”. Tuhan Yesus mengajak kita, umat-Nya, harus mau berusaha untuk masuk. Kita ada peluang boleh masuk walaupun tantangan untuk menikmati keselamatan itu bukan sesuatu yang mudah diperoleh.
Ketiga, banyak yang tidak berhasil tetapi ada juga yang berhasil. Yesus memperingatkan bahwa banyak orang yang gagal masuk untuk menikmati Kerajaan Surga itu. Bahkan, ada orang merasa diri “dekat” dengan Yesus, dalam arti menurutnya sudah aman untuk diizinkan masuk ke dalam kerajaan Surga itu karena menurutnya hubungan mereka dengan Yesus itu dekat dan sangat baik, bahkan menurut takarannya “sudah banyak melakukan perbuatan perbuatan baik” tetapi pada akhirnya ditolak.
Mereka mungkin pernah makan dan minum bersama-Nya (secara simbolis) atau sering mendengar pengajaran-Nya tetapi tidak memiliki hubungan yang benar dengan-Nya. Dengan demikian, tidak menjamin kita untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga kalau kita dekat dengan Tuhan Yesus hanya sekadar formalitas. Ada juga yang dalam usaha pengudusan dirinya sangat kuat dan kokoh, setia, dan taat, maka orang-orang itu lolos masuk surga. Bahkan ada yang menurut pandangan orang dia tidak layak karena dia pemungut cukai atau pelacur. Namun, oleh karena pertobatannya yang sungguh, mereka memiliki peluang besar untuk meraih masuk ke dalam surga, demikian sabda Tuhan Yesus.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Lukas 13:24-30 menegaskan tentang pentingnya “kiat untuk mau masuk atau berusaha masuk” walaupun betapa pintu itu sangat sempit. Jadi, pertama sekali yang harus diharapkan bagi kita para pengikut-Nya adalah “harus ada keinginan untuk mau masuk terlebih dahulu”. Saya mengangkat poin ini karena ada orang yang ditawarkan “tawaran keselamatan” itu tidak digubris.
Kebahagiaan murahan yang dangkal dan sifatnya sementara sering mengaburkan adanya tawaran keselamatan yang abadi atau kekal. Keinginan yang ditopang dengan iman yang sungguh adalah modal besar untuk mendapatkan peluang masuk ke dalam kerajaan keselamatan kekal itu. Bahwa memang, “untuk mau masuk” ke dalam Kerajaan Surga adalah sudah pasti menjadi harapan dan dambaan semua umat manusia, namun tantangannya ke sana bukanlah mudah. Bahwa untuk ke sana, orang harus berusaha melalui pintu yang sesak. Orang tidak akan serta merta mendapatkannya, dalam arti orang tidak begitu saja dengan sendirinya masuk ke dalamnya.
Banyak juga yang tidak berhasil. Mereka harus bersesak-sesakan, berjuang keras dengan taat dan patuh pada perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Orang harus berjuang melawan dosa dan mengandalkan kasih karunia Allah. Butuh kerja keras, pengorbanan, dan komitmen yang sungguh-sungguh. Bahwa Allah memang berkehendak semua manusia itu selamat. Artinya, keselamatan itu sendiri adalah insiatif dari Allah namun membutuhkan jawaban pasti dari pihak manusia. Jawabannya adalah persis seperti yang telah diuraikan di atas, pentingnya iman yang sungguh, butuh perjuangan atau seperti yang disampaikan Tuhan Yesus sendiri:
“Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.” (Matius 7:7-8) Itulah pentingnya doa ketika kita hendak berjuang memperoleh Kerajaan Surga.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip pernyataan mendiang Paus Fransiskus pada malam Natal 2024. Beliau mendeklarasikan tahun 2025 sebagai Tahun Yubileum dengan sebuah bula kepausan, “Spes Non Confudit” yang berarti “Harapan Tidak Mengecewakan”. Itulah yang menjadi tema tahun yubileum yakni “para peziarah harapan”. Paus ingin mengajak semua umat untuk memperbaharui diri dalam pengharapan akan Yesus Kristus. Bagiku, pesan dan amanat suci mendiang Paus Fransiskus ini menjadi sangat “melegakan” khususnya bagi terbukanya ruang kerahiman Allah yang khusus dan spesial pada Tahun Yubileum ini bagi pendosa. Ada pengharapan yang membahagiakan para pendosa karena pintu suci/porta sancta gereja yang direkomendasikan boleh terbuka untuk boleh mendapatkan indulgensi penuh atas dosa-dosanya pada Tahun Yubileum yang disebut tahun kerahiman ini.


Adrianus Paripurnama Jaya (Kepala Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag NTT)